1_407812392l.jpg

Catatan Mengenai Hari Maritim


Selain sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih kurang 17.508 pulau, Indonesia juga memiliki garis pantai terpanjang di dunia yakni 81.000 km yang merupakan 14% dari garis pantai yang ada di seluruh dunia. Dengan luas yang mencapai 5,8 juta km2, atau mendekati 70% dari luas keseluruhan, Indonesia pun diyakini sebagai salah satu negara maritim terluas di dunia. Seberapa besar relasi antara potensi maritim dan pengembangan yang dilakukan saat ini? Sudahkah sejalan??

Quote:
Catatan sejarah tentang Maritim Indonesia.
Sejak abad ke-9 Masehi, yang juga merupakan awal masa keemasan nusantara, bangsa Indonesia telah melakukan pelayaran jauh dan mengarungi lautan, ke barat memotong Lautan Hindia hingga Madagaskar, ke timur hingga Pulau Paskah. Dengan kian ramainya arus perdagangan melalui laut, mendorong munculnya kerajaan-kerajaan di nusantara yang bercorak maritim dan memiliki armada laut yang besar.


Kerajaan maritim terbesar di nusantara diawali Kerajaan Sriwijaya (tahun 683-1030 M). Petualang Tiongkok, I Tsing, mencatat, Shih Li Fo Shih (Sriwijaya) adalah kerajaan besar yang mempunyai benteng di Kotaraja, armada lautnya amat kuat. Guna memperkuat armada dalam mengamankan lalu lintas perdagangan melalui laut, Sriwijaya memanfaatkan sumber daya manusia yang tersebar di seluruh wilayah kekuasaannya, yang kini disebut “kekuatan pengganda”.

Runtuhnya Sriwijaya disusul naiknya Kerajaan Majapahit (1293-1478 M) yang semula agraris. Majapahit lalu berkembang menjadi kerajaan maritim setelah Gajah Mada menjadi mahapatih. Dengan Sumpah Palapa, Gajah Mada bercita-cita menyatukan nusantara dan diangkatlah Laksamana Nala sebagai Jaladimantri yang bertugas memimpin kekuatan laut Kerajaan Majapahit. Dengan armada laut yang kuat, kekuasaan Majapahit amat luas hingga keluar nusantara.

Spoiler for majapahit:

Kejatuhan Majapahit diikuti munculnya Kerajaan Demak. Kebesaran Kerajaan Demak jarang diberitakan. Kekuatan maritim Kerajaan Demak dibuktikan dengan mengirim armada laut sebanyak 100 buah kapal dengan 10.000 prajurit menyerang Portugis di Malaka. Pemimpin armada itu adalah Pati Unus yang bergelar Pangeran Sabrang Lor. Meski berteknologi sederhana, Demak mampu mengerahkan pasukan dan perbekalan dari utara Pulau Jawa menuju semenanjung Malaka.
Sejarah itu menggambarkan kehebatan armada niaga, keandalan manajemen transportasi laut, dan armada militer yang mumpuni dari beberapa kerajaan di nusantara yang mampu menyatukan wilayah luas dan disegani bangsa lain. Dengan armada niaga yang besar, kerajaan bersosialisasi dan membawa hasil alam sebagai komoditas perdagangan ke negeri lain. Dan untuk menjaga keamanan, kerajaan memiliki armada laut yang kuat.
Quote:
Potensi maritim Indonesia
Berkaca dari masa lalu, Jelas terllihat bahwa kejayaan masa kerajaan diperoleh karena mengoptimalkan potensi laut sebagai sarana dalam suksesnya perekonomian dan ketahanan politik suatu negara. Maka dari itu, sudah seharusnya Indonesia mulai secara tegas mengembangkan potensi laut yang dimilikinya.

Iklim musiman Indonesia terkategorikan menjadi dua, yakni musim hujan dan musim kering, yang keduanya dipisahkan oleh musim peralihan. Musim kering secara umum berlangsung mulai Bulan Juni hingga September dan dipengaruhi oleh massa udara dari belahan Benua Australia. Musim hujan terjadi mulai Bulan Desember hingga Maret, dipengaruhi oleh massa udara dari Laut Pasifik dan Benua Asia. Selama kedua musim ini, angin bergerak stabil dan bervariasi dari yang pelan hingga cukup kencang. Musim peralihan berlangsung mulai Bulan April hingga Mei, dan Bulan Oktober hingga November, yang umumnya ditandai dengan pergerakan angin yang tidak stabil.
Laut Indonesia juga mengalami iklim musiman. Musim Timur Laut ditandai dengan tekanan udara tinggi di Asia dan tekanan udara rendah di Australia, dan terjadi pada musim hujan. Musim Tenggara berlangsung selama beberapa bulan pada musim kering, dan ditandai oleh tekanan udara tinggi di Australia dan tekanan udara rendah di Asia.

Spoiler for potensi laut:

Ekosistem di laut Indonesia tercatat sangat bervariasi, khususnya ekosistem pesisir. Ekosistem-ekosistem ini menopang kehidupan dari sekian banyak spesies. Indonesia merupakan rumah bagi hutan bakau yang sangat luas dan padang lamun, serta juga menjadi rumah bagi sebagian besar terumbu karang yang luar biasa, yang ada di Asia. Hal tersebut menandakan betapa besarnya potensi yang dimiliki oleh lautan Indonesia, tinggal kini bagaimana masyarakat dan pihak – pihak yang memiliki kewenangan memaksimalkan berbagai potensi tersebut.

Spoiler for potensi laut:
Quote:
Ancaman Bagi maritim Indonesia
Semakin besar potensi yang dimiliki maka ancaman pun semakin tinggi. Contoh nyata bagi Indonesia adalah banyaknya sengketa – sengketa yang muncul terkait dengan perbatasan terutama batas laut dengan negara tetangga. Belum hilang dari ingatan kita bagaimana kasus Ambalat, Sipadan dan Ligitan serta yang terbaru adalah “tukar guling tahanan” antara maling ikan Malaysia dan Petugas Pengawas Kelautan RI.


Semua masalah tersebut menggambarkan bagaimana permasalahan laut wilayah, yaitu didaerah-daerah perbatasan yang lebar lautnya kurang dari 24 mil. Masalah ini terutama menyangkut perbatasan Indonesia-Malaysia dan Indonesia-Singapura yang belum padu. Apalagi ditambah dengan ekspor pasir Indonesia ke Singapura yang dapat berakibat perluasan klaim Singapura atas wilayah lautnya.

Ancaman yang juga harus diwaspadai oleh Indonesia adalah maraknya pencurian – pencurian terumbu karang maupun potensi lain di dalam laut yang tidak hanya dilakukan oleh masyarakat secara ilegal tapi juga melibatkan pihak asing dengan kedok investasi yang justru merugikan pendapatan Indonesia. Tidak hanya itu, pengawasan terhadap “harta karun” yaitu kapal-kapal yang karam juga harus menjadi perhatian pemerintah Indonesia jika tidak ingin kecolongan untuk kesekian kalinya.
Quote:
Peluang Maritim Indonesia di masa Depan.

Dengan besarnya potensi yang dimiliki Indonesia, rasanya tidak salah apabila kelak kita mengharapkan suatu kejayaan baru dalam pengembangan maritim di Indonesia. Pemerintah hendaknya mulai mengarahkan masyarakat untuk “kembali ke laut”. Motivasi dan arahan ini pun tidak semata- mata sebagai ajakan yang kontradiktif dengan kebijakan yang dikeluarkan. sebagai contoh, masyarakat yang memang bekerja sebagai nelayan maupun di laut pada umumnya tidak diberatkan dengan masalah bahan bakar yang mahal, maupun ancaman keamanan dengan negara lain. Hal ini membutuhkan sinergi antara peraturan tegas dari pemerintah, TNI angkatan laut maupun masyarakat itu sendiri.


Terkait dengan masalah armada laut, meskipun masih dalam kesederhanaan fasilitas, paling tidak secara perlahan Indonesia sudah harus mulai membangun suatu armada laut yang kuat baik dari segi personil, maupun persenjataan dan armada kapal yang dimiliki. Untuk itu, pembangunan sistem pertahanan laut –meliputi pembuatan kapal, pembangunan pangkalan dan jaringan sistem logistik dan kesiapan awak termasuk membangun budaya dan tradisi bahari rakyatnya– adalah mutlak dan merupakan upaya terpadu yang melibatkan seluruh potensi dan kekuatan nasional. Persiapan ini menjadi suatu hal yang penting tidak hanya untuk menjaga kedaulatan maritim Indonesia tapi juga mengembalikan kejayaan maritim Indonesia seperti zaman nenek moyang kita dulu..

Comments :

0 komentar to “Catatan Mengenai Hari Maritim”